20 February 2007

Railfan

Hampir 95 persen orang pasti ketawa atau terheran-heran bgitu tau saya ini freak sama yang namanya kereta api. Walaupun gak terlalu akut kayak railfans-railfans sableng yang suka mblusak-mblusuk ke pinggir hutan, longmarch belasan sampe puluhan kilometer menelusuri rel kereta, meniti jembatan yang tingginya puluhan sampe ratusan meter, menyusuri terowongan yang gelap gulita, pokoknya sampe mempertaruhkan nyawa demi dapetin spot dan angle yang bagus buat moto (memfoto, bukan moto yang "rajin pangkal pandai") kereta yang bakal lewat. Tetep aja temen-temen bilang, "Jat..jat.. suka bener sama kereta. Udah tiap hari anjlok juga masih di-fans-in".

Menurut saya itu bukan sekedar anjlok gak anjlok, tabrakan gak tabrakan. Seperti kata FaniJombang, manusia itu mahluk yang cenderung beridentifikasi. Mereka suka membentuk komunitas dan berkumpul dengan sesamanya yang memiliki latar belakang atau interest yang sama. Makanya banyak komunitas-komunitas atau perkumpulan yang memiliki kesamaan pekerjaan, suku, atau hobi. Salah satunya ya ini. Railfans alias pencinta kereta api.

Nah, kata Jombie juga,
kalo seorang fans sudah mengidentifikasi bahwa dirinya sehati dengan hobinya itu, maka dia akan benar-benar care terhadap semua yang berhubungan dengan hobinya itu. Misalnya, penggemar MU akan benar-benar merasakan kesenangan yang amat sangat ketika club favoritnya itu memenangkan pertandingan. Begitu juga kalo MU kalah, dia bisa nangis-nangis meratapi kekalahan itu walaupun dia gak berhubungan langsung dengan para pemaen di belahan bumi sana.

Sama halnya dengan railfan.

Saya bener-bener benci sebenci-bencinya sama orang yang suka nimpukin batu ke kereta. Kalo dia anak kecil, buset siapa sih bokapnya sampe gak bisa ngedidik anaknya biar gak iseng. Kalo dia orang dewasa, langsung saya cap "ORANG GILA" di jidatnya gede-gede. Saya juga gak suka kalo ada berita kereta nabrak mobil, trus yang disalahin malah masinis, penjaga pintu perlintasan, atau pihak dari kereta apinya. SELURUH DUNIA JUGA TAU KALO PRIORITAS PERTAMA KENDARAAN DARAT ITU ADALAH KERETA API. Saya juga sedih pas tau kalo KRD Bogor-Sukabumi berhenti dioperasikan. Padahal kalo dipikir-pikir saya kan bukan pengguna rute itu..

Sebaliknya saya seneng banget begitu tau di Malang dioperasiin KA Malang Ekspres (padahal pengaruhnya buat saya apa? toh saya gak pernah bolak-balik Malang-Surabaya?). Seneng juga pas ngeliat proyek double track di Jogja atau pembangunan depot KRL raksasa di Depok.

Di sinilah makna psikologisnya yang susah diterangkan dengan rasio. Kepuasan batin kadang tidak bisa diukur dengan materi ataupun akal sehat. Hehe... masih kata Jombie yang ternyata pelanggan setia Mutiara Selatan kalo pulang ke Jombang.

1 comment:

Ultimate reader said...

saya juga care sama kereta jat, tapi gak terlalu freak amat. eh kecuali gak pernah suka sama KRL jurusan Jakarta-BOgor itu juga ding, ampun deh kereta itu,,

ayo kita bangkitkan gerakan cinta kereta api jat.
1. untuk bepergian jarak jauh, jangan gunakan mobil kecuali kalo sama keluarga doang
2. untuk bepergian jarak dekat, gunakan kereta api,bukan bis ataupun kendaraan pribadi.
3. kita mulai dari diri sendiri,,